Rabu, 11 Mei 2011

Drama : Unhappy Family

Waktu telah menunjukan pukul dua dinihari, namun ada sesosok orang yang masih terjaga di sebuah rumah keluarga yang sangat kaya. Tari masih menunggu Gundo, suaminya yang belum pulag kerja. Memang suaminya selalu pulang terlambat dan hal itu sangat membuat hati Tari sedih. Tak masalah jika suaminya itu pulang larut karena bekerja, namun yang dilakukan suaminya itu hanya minum-minum dan main perempuan saja. Di dalam hatinya ia berpikir tak ada gunanya jadi orang kaya bila harus menderita seperti ini.
Gundo : ( masuk kedalam rumah dengan jalan sempoyongan )
Tari : kamu kenapa Pa? Kenapa jam segini baru pulang. Malah papa pulangnya dalam keadaan seperti ini ( katanya sedih )
Gundo : kamu tau apa ha??? Kamu tidak usah peduli dengan apa yang aku lakukan. Yang pentingkan aku selalu memberikanmu uang belanja bukan???
Tari : tapi aku sebagai istri juga butuh kasih sayang mu Pa. Apa kamu juga tidak kasihan dengan anak-anak. Mereka tidak pernah merasakan kasih sayangmu, dan kamu malah pergi main perempuan.
Gundo : istri kurang ajar. Masih mending aku tidak mengusirmu dari rumah ini. Asal kau tahu, aku sudah bosan hidup berdua dengan kamu.

Karena mendengar keributan kedua orang tuanya, Tami dan Ema pun terbangun dan melihat apa yang terjadi.

Tami : Pa, papa apain lagi mama? Apa papa tidak kasihan dengan mama. Mama itu sudah capek ngurus aku dan Ema Pa. Mama juga selalu masakin makan malam buat Papa meskipun papa tidak pernah menyentu makanan itu sedikit pun.
Gundo : he,,, siapa yang suruh wanita ini masak untuk aku. Akukan tidak pernah minta. Salah dia sendiri.
Ema : Papa mestinya bersyukur punya istri seperti mama. Mama selalu tetap setia walaupun papa kerjanya Cuma main perempuan.
Gundo : anak kurag ajar! Tidak tahu diuntung. Mestinya kamu bersyukur masih ku biayai hingga saat ini dengan segala kemewahan ini.
Ema : asal Papa tahu ya, kita gak butuh semuanya ini. Percuma Pa! Rumah ini sudah seperti neraka gara-gara papa.
Gundo : kurang ajar. Kalian berdua sekarang masuk kekamar atau pergi dari rumah ini. Apa kalian tidak tahu Papa ini capek?!
Tami : lebih baik kita keluar dari rumah ini Pa. Dari pada kami diperlakukan tanpa kasih sayang!!
Gundo : kurang ajar ( hendak menampar anaknya )
Tari : jangan Pa. Kalian berdua, mama mohon kalian masuk kamar kalian sekarang juga.
Tami dan Ema : ( melangkah masuk kedalam kamar )

Keesokan paginya

Tami : ( sedang duduk-duduk sambil membaca majalah )
Ema : Papa sudah pergi kerja ?
Tami : pergi kerja? Pergi kerja tau main perempuan?
Ema : ya, sama sajalah. Kan kerjaan papa main perempuan.
Tami : Papa itu sudah keterlaluan deh sama mama. Rasanya aku pengen bunuh aja tuh Papa.
Ema : sama. Kalau bukan karena mama, aku pasti juga udah gak mau tinggal di sini lagi.
Tami : lagian Mama juga kelewatan sabar sih.
Ema : memang. Mestinya papa itu bangga punya istri kaya’ mama. Kalau aku jadi Mama, aku pasti sudah selingkuh juga.
Tami : hus, jangan ngomong ngasal.

Jam 12 malam
Tami dan Ema : ( mendatangi ibu mereka yang masih menuggu sang ayah )
Tami : sudahlah ma. Sampai kapan kita akan seperti ini. Papa tidak akan berubah ma.
Tari : tak apalah. Beginilah memang tugas seorang istri.
Gundo : ( datag bersama seorang wanita )
Tari : siapa wanita ini pa?
Gundo : dia ini calon istri baruku. Dan kalian harus menghormatinya.
Ema : apa Pa? Perempuan ini? Dasar perempuan murahan. Perebut suami orang
Lia : hei, jaga mulutmu ya. Kau ini siapa?
Ema : aku ini anakny dia. Dan dia ( menunjuk Tari ) dia itu istrinya papa.
Lia : pantas saja suamimu tak betah tinggal di rumah. Ternyata istrinya seperti ini toh.
Tami : seperti apa? Jangan lancang ya. Dasar, perebut suami orang.
Lia : siapa yang merebut suami orang. Asal kau tahu, Gundo lah yang memita ku mejadi istrinya.
Tari : apa itu benar pa?
Gundo : Iya, itu semua benar. Sekarang, kalia pilih mau tinggal dan menerima Lia sebagai istri baruku atau keluar dari rumah ini.
Tami : aku lebih pilih keluar dari rumah ini. Toh aku masih bisa tinggal dirumah nenek, yang walaupun kecil tapi penuh kasih sayang.
Ema : aku juga mau pergi.
Tari : mama mohon nak, jangan tinggalkan mama sendiri disini. Mama tidak bisa meninggalka papamu.
Tami : maaf ma, kita sudah nggak tahan lagi tinggal disini. Kalau mama mau disini silahkan. Tapi kami berharap mama mau ikut denga kami. ( lalu bersama ema meninggalka rumah itu )

Beginilah akhir kisah keluarga Gundo yang tidak pernah penuh kasih sayang. Mungkinkah Tari bertahan degan perlakuan Gundo kepadanya setelah kedatangan Lia?? Dalam cerita ini kita harus tahu bahwa kekayaan bukanlah segalahnya. Namun yang terpenting adalah kasih sayang yang tulus...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar